PBNU Bantu Rekonsiliasi Sampang
Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan membantu rekonsiliasi damai kasus kekerasan terhadap warga Syiah di Sampang Jawa Timur.
Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj berencana hadir langsung ke Sampang setelah situasi memanas agak mereda. “Nanti saya ke sana setelah agak dingin,” kata Said seusai konfrensi pers tentang Munas Alim Ulama di kantor PBNU, Selasa, 4 September 2012.
Said mengatakan saat ini sudah ada beberapa pengurus NU yang berusaha mengatasi masalah Sampang di Jawa Timur. Pengurus NU itu misalnya wakil gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Guru Besar Unair Kacung Marijan atau rais PBNU KH Hasyim Muzadi.
Mengenai kekerasan di Sampang sendiri, menurut Said, itu bukan karena perbedaan aliran namun karena konflik keluarga. “Berebut santri perempuan di dua bersaudara,” ucap Said. Ia mengatakan carok atau penyelesaian masalah dengan pertumpahan darah sering terjadi di Madura. Buktinya, kata Said, Syiah di daerah lain aman dan tidak mengalami kekerasan.
Said menuturkan Syiah bukan aliran sesat. “Yang sesat itu ajaran tajul muluk, misalnya pengajiannya sering mencaci maki ahli sunah,” kata Said. Di Iran, Syiah tidak seperti itu. Antara Sunni dan Syiah, ucap Said, hanya sedikit yang beda misalnya setelah Nabi Muhamad penggantinya sahabat Ali sedangkan Abu Bakar, Umar dan Usman merebut hak Ali. Dalam sunni, penggantinya nabi adalah keempat sahabat tersebut.
Kasus kekerasan Sampang bermula ketika sekitar 200 warga anti-Syiah menyerbu permukiman milik komunitas Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Ahad, 26 Agustus 2012. Seorang tewas, tujuh lainnya kritis, belasan luka-luka, dan puluhan rumah terbakar.
TEMPO.co
Tinggalkan Balasan