Oleh: ahmadnurcholish | Januari 5, 2009

Dua Karakter Islam Terbaik

Dua Karakter Islam Terbaik: Memberikan Makanan & Menyebarkan Salam

Dari Abdullah ibn Amru: Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw tentang Islam yang mana yang terbaik? Nabi menjawab: “Memberikan makanan dan menyampaikan salam kepada siapa yang engkau kenal dan siapa (saja) yang tidak engkau kenal.” (HR. Muslim).

Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang  terdapat dalam Fath al-Mun’im: Syarh Shahih Muslim karya Musa Syahin Lasyin (Bagian I, h.233) ini menjelaskan bahwa ber-Islam yang terbaik menurut Rasulullah adalah dengan memberikan makanan dan mengucapkan salam kepada orang lain.

Siapakah yang dimaksud dengan orang lain itu? Ketika menjelaskan makna umum hadits tersebut, Musa Syahin, pengajar tafsir dan hadits di Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, mengatakan bahwa di antara cabang iman yang terpenting dan karakter Islam yang paling menonjol adalah memberikan makanan dan menyebarkan salam.

Dengan dua karakter ini (memberikan makanan dan menyebarkan salam), sebagaimana dikutip oleh Nurcholish Madjid, dkk. (2004:72),  persahabatan dan persaudaraan akan terwujud, umat Islam menjadi tubuh yang satu, anggota-anggotanya saling menolong, satu sama lain saling memberi kedamaian dan saling menolong kesusahan dari anggota-anggota itu, dan satu bagian benar-benar mengokohkan bagian lain untuk kekuatan dan keteguhan.

Bahkan menurut Musa Syahin, hadits di atas juga menyuruh orang-orang Muslim memberikan makanan kepada semua orang, termasuk musuh, dan kepada binatang. Oleh Cak Nur, hadits ini juga dijadikan landasan, kebolehan seorang Muslim untuk mengucapkan salam (dan tentu memberi makanan) kepada non-Muslim.

Bagi Musa Syahin, kedua karakter terbaik Islam ini jika selalu dilakukan oleh orang-orang Muslim, maka akan terwujud keamanan dan keselamatan bagi diri yang melakukannya dari orang yang ada di sekitarnya. Ia akan memercayai orang yang bersamanya. Maka hendaklah ia mengucapkan salam dan memberi rasa aman serta keselamatan bagi siapa saja yang ditemuinya, baik yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal.

Di tengah rasa kepedulian atas sesama insan  yang kian menipis dewasa ini, dan pola hidup yang banyak dipengaruhi oleh materialisme dan sikap hidup yang serba hedonis, dengan mengucapkan salam, jiwa-jiwa yang saling menjauh akan saling mendekat, kalbu-kalbu yang tidak akur akan saling mengharmonikan, dan ruh-ruh yang tidak saling kenal akan saling mengenal.

Mengucapkan salam (al-salam) merupakan perbuatan menanam kasih sayang dan cinta dalam kalbu, kesedihan, perlawanan dan penolakan yang mungkin ada dalam kalbu orang-orang yang dicintai akan hilang lenyap dengan ucapan selamat. Buruk sangka dan saling curiga  yang mungkin ada dalam kalbu musuh akan berbalik menjadi kepercayaan dengan ucapan selamat.

Makna zahir ungkapan man ‘arafta wa man lam ta’rif (siapa yang engkau kenal dan siapa yang tidak engkau kenal) dalam hadits di atas menunjukkan keumuman pada seluruh manusia (kull al-nas), baik yang beriman maupun kafir, karena makna zahir ini menegaskan bahwa salam adalah milik Allah, bukan untuk pemenuhan hak pengenalan.

Begitu juga dengan anjuran untuk memberikan makanan pada orang lain (baik muslim atau non-muslim, sudah kenal atau belum kenal), dalam konteks keindonesiaan yang belum juga beranjak dari krisis multidimensi ini, sangat dibutuhkan. Sikap egois yang selalu mementingkan diri sendiri sudah saatnya dienyahkan dari dalam diri kita. Apalagi di tengah  jutaan orang di negeri ini yang kelaparan, kekurangan makanan, hingga terserang busung lapar, dengan saling memberikan makanan, maka dapat mengurangi penderitaan saudara-saudara kita yang tengah kesulitan itu.

Dengan dua karakter ini, kepercayaan dan keamanan akan sempurna, cinta dan harmoni akan terwujud, kebahagiaan dan kedamaian akan senantiasa bersemanyam dalam jiwa kita, dan fenomena-fenomena Islam dengan sifat-sifat ini semua akan menjadi tampak nyata.

Hadits tersebut hendak menyatakan dengan tegas bahwa Islam adalah agama solidaritas dan kedamaian. [ ] Ahmad Nurcholish


Tanggapan

  1. Assalamualaikum Warhmullahi Wabarakatuh

    Salam kenal dari saya di http://oyonk.com

    Perkenankanlah saya untuk memperkenalkan blog saya yang baru yang sampai sekarang masih sepi pengunjung.

    Saya sangat berharap melalui blog ini bias mendapatkan sedikit limpahan pengunjung yang tertairk dengan artikel-artikel islam yang ditulis oleh seorang pengamat sosial keagamaan Sumatera Barat ( Martias Oyonk )

    Demikian. Saya sampaikan terimakasih sebelumnya
    Semoga menjadi ibadah dan amal saleh bagi pengelola.
    Amin

    Wassalam


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Kategori

%d blogger menyukai ini: